Scan barcode
A review by renpuspita
Crooked House - Buku Catatan Josephine by Agatha Christie
mysterious
tense
slow-paced
- Plot- or character-driven? Character
- Strong character development? It's complicated
- Loveable characters? It's complicated
- Diverse cast of characters? No
- Flaws of characters a main focus? No
4.5
Dengan ini gue nobatkan Crooked House sebagai salah satu buku PALING stress yang gue baca tahun 2024
Dari halaman awal, the Queen of Crime herself, Agatha Christie bilang kalau Crooked House ini adalah salah satu buku favoritnya yang pernah dia tulis. Udah penasaran aja kan, emang kayak gimana sampai jadi favorit. Sekilas baca, gue langsung paham "Oh, jadi Knives Out salah satu idenya pasti dari buku ini." Gimana tidak, premis dasar Crooked House itu banyak dipake Knives Out. Mulai dari keluarga kaya raya tapi disfungsional, kematian patriach keluarga Leonides yang diakibatkan suntikan dari botol berisi racun dan orang asing selain keluarga yang menjadi detektif meski kalau di Crooked House ini detektifnya dadakan.
Charles Hayward cinta mati (banget) sama Sophia Leonides dan ingin menikahi gadis itu. Tapi Sophia baru saja berduka karena sang kakek, Aristides tewas setelah disuntik cairan dari botol yang harusnya berisi insulin. Kecurigaan diarahkan sama janda Aristides, Brenda yang usianya 50 tahun lebih muda dari Aristides, dan Laurence, guru yang disinyalir adalah kekasih gelap Brenda. Semua anggota keluarga Aristides ga ada yang suka Brenda, jadi wajar lah Brenda dituduh. Tapi, setelah tahu ada warisan yang gede banget dari almarhum, beberapa orang jadi punya motif untuk membunuh! Charles pun diminta ayahnya yang bagian dari Scotland Yard untuk menyelidiki kematian Aristides. Bantuan datang dari cucu Aristides, Josephine yang baru berumur 12 tahun tapi bilang ke Charles kalau dia bisa menduga siapa pelakunya.
Buku ini tipis yang ga sampai 300 halaman. Gue akuin beberapa bagian agak membosankan meski tetap mengundang pertanyaan, apa benar Brenda yang menyuntik Aristides dengan racun. Khas Agatha Christie, red herring lalu disebar. Gue sebagai pembaca diajak melihat dari sudut pandang Charles dinamika keluarga Leonides. Misteri tetap dijaga sampai saat menjelang akhir cerita gue cuma bisa bilang...
ASTAGA JADI DIA PELAKUNYAA!!!
Yup, didn't see it coming, wkwk. Gue akuin kalau Agatha Christie kali ini juga masih briliant, karena siapa yang akan menyangka. Charles sendiri padahal sudah dikasih kisi - kisi sama ayahnya terkait kebiasaan para pembunuh kayak gimana dan dia sendiri juga masih ga nyadar sampai akhir - akhir cerita. "Aha!!" momentnya emang dapat banget buat buku Crooked House ini. Gue rasa ada karakterisasi dari pembunuh yang membuat Charles melewatkan hal yang penting sehingga saat dihadapkan pada kenyataan hanya bisa tertegun. Kalau gue sendiri selain "pikachu shock face", gue juga kayak merasa sedih baca akhirnya. Kayak, motif pembunuhnya emang mungkin kayak hal sepele, tapi justru akibatnya sangat fatal. Pembunuhnya ga menganggap apa yang dilakukannya salah dan wajar - wajar saja. Menurut gue, ini tipe pembunuh yang paling membahayakan tapi juga menyedihkan untuk dibaca.
Applause sekali lagi buat Agatha Christie dan gue juga paham kenapa novel ini jadi salah satu buku favoritnya. Apalagi Agatha Christie bilang kalau dia having fun banget pas baca. Mungkin having fun karena bisa sekali lagi ngibulin pembacanya wkwkwk. Gue juga bersyukur karena ga kepo dengan baca halaman terakhir sehingga momen terungkapnya kebenaran tetap terjaga. Buku yang tipis, tapi dengan impact yang cukup besar, Crooked House atau yang diterjemahkan jadi Buku Catatan Josephine ini emang ga boleh dilewatkan.
Dari halaman awal, the Queen of Crime herself, Agatha Christie bilang kalau Crooked House ini adalah salah satu buku favoritnya yang pernah dia tulis. Udah penasaran aja kan, emang kayak gimana sampai jadi favorit. Sekilas baca, gue langsung paham "Oh, jadi Knives Out salah satu idenya pasti dari buku ini." Gimana tidak, premis dasar Crooked House itu banyak dipake Knives Out. Mulai dari keluarga kaya raya tapi disfungsional, kematian patriach keluarga Leonides yang diakibatkan suntikan dari botol berisi racun dan orang asing selain keluarga yang menjadi detektif meski kalau di Crooked House ini detektifnya dadakan.
Charles Hayward cinta mati (banget) sama Sophia Leonides dan ingin menikahi gadis itu. Tapi Sophia baru saja berduka karena sang kakek, Aristides tewas setelah disuntik cairan dari botol yang harusnya berisi insulin. Kecurigaan diarahkan sama janda Aristides, Brenda yang usianya 50 tahun lebih muda dari Aristides, dan Laurence, guru yang disinyalir adalah kekasih gelap Brenda. Semua anggota keluarga Aristides ga ada yang suka Brenda, jadi wajar lah Brenda dituduh. Tapi, setelah tahu ada warisan yang gede banget dari almarhum, beberapa orang jadi punya motif untuk membunuh! Charles pun diminta ayahnya yang bagian dari Scotland Yard untuk menyelidiki kematian Aristides. Bantuan datang dari cucu Aristides, Josephine yang baru berumur 12 tahun tapi bilang ke Charles kalau dia bisa menduga siapa pelakunya.
Buku ini tipis yang ga sampai 300 halaman. Gue akuin beberapa bagian agak membosankan meski tetap mengundang pertanyaan, apa benar Brenda yang menyuntik Aristides dengan racun. Khas Agatha Christie, red herring lalu disebar. Gue sebagai pembaca diajak melihat dari sudut pandang Charles dinamika keluarga Leonides. Misteri tetap dijaga sampai saat menjelang akhir cerita gue cuma bisa bilang...
ASTAGA JADI DIA PELAKUNYAA!!!
Yup, didn't see it coming, wkwk. Gue akuin kalau Agatha Christie kali ini juga masih briliant, karena siapa yang akan menyangka. Charles sendiri padahal sudah dikasih kisi - kisi sama ayahnya terkait kebiasaan para pembunuh kayak gimana dan dia sendiri juga masih ga nyadar sampai akhir - akhir cerita. "Aha!!" momentnya emang dapat banget buat buku Crooked House ini. Gue rasa ada karakterisasi dari pembunuh yang membuat Charles melewatkan hal yang penting sehingga saat dihadapkan pada kenyataan hanya bisa tertegun. Kalau gue sendiri selain "pikachu shock face", gue juga kayak merasa sedih baca akhirnya. Kayak, motif pembunuhnya emang mungkin kayak hal sepele, tapi justru akibatnya sangat fatal. Pembunuhnya ga menganggap apa yang dilakukannya salah dan wajar - wajar saja. Menurut gue, ini tipe pembunuh yang paling membahayakan tapi juga menyedihkan untuk dibaca.
Applause sekali lagi buat Agatha Christie dan gue juga paham kenapa novel ini jadi salah satu buku favoritnya. Apalagi Agatha Christie bilang kalau dia having fun banget pas baca. Mungkin having fun karena bisa sekali lagi ngibulin pembacanya wkwkwk. Gue juga bersyukur karena ga kepo dengan baca halaman terakhir sehingga momen terungkapnya kebenaran tetap terjaga. Buku yang tipis, tapi dengan impact yang cukup besar, Crooked House atau yang diterjemahkan jadi Buku Catatan Josephine ini emang ga boleh dilewatkan.
Graphic: Drug use, Death of parent, and Murder